24.9.09

SoEul FanFiction (Part 1)

FanFic One-Shot pertama sekaligus FanFic BBF pertama. Check it out :)

SOEULMATE!

Judul: It's Exactly Not A Dream

Genre: Romance/Comedy

Timing: Beberapa menit abis BBF After Story yang episodenya Yi Jeong

Warning: OOC yang berlebihan

Rating: T/PG-13

Disclaimer: Semuanya bukan punya gue. Gue cuman minjem karakter dan nerusin plot yang udah ada

Authoress's Note: GAK SUKA GAK USAH BACA. OOC berlebihan menanti. Gue tau emang superduper jelek. Tapi bodoamatlah, gue ini yang bikin :P

--------------------------------------------

"Would you be my flower, forever?"

Jantungku berhenti berdetak atau bagaimana? Aku membeku. Aku tak tahu apa yang harus aku lakukan. Aku kaget. Aku bingung. Aku senang. Aku... Entahlah, semua terasa campur aduk.

"Yi Jeong sunb--."

"Setelah sekian lama ini kau masih juga memanggilku 'sunbae', Ga Eul yang? Hilangkan sunbae-nya," kata Yi Jeong menyelaku sambil tersenyum.

Senyum itu...senyum Yi Jeong-ku...senyuman yang memancarkan ketulusan, kerinduan dan...cinta.

Aku merasa jantungku seperti berhenti berdetak. Lihat senyuman itu...ya Tuhan, apa kau menciptakan laki-laki itu sebagai setengah dewa?

"Yi Jeong? Err ba..baiklah ka..kalau itu ma..maumu."

Teragap? Ah pintar sekali, Chu Ga Eul.

"Jadi bagaimana, Ga Eul yang?"

Oh my God. Kenapa aku jadi seperti ini? Aku merasa hampir gila. Bagaimana tidak? Seorang So Yi Jeong sang seniman terkenal dan salah satu dari empat orang laki-laki terkenal dan digilai para wanita diseluruh penjuru Korea yang mempunyai kekayaan yang aku tak pernah membayangkannya--walaupun sebenarnya aku sama sekali tak peduli seberapa kayanya dia--sekarang sedang berada di depanku, menyodorkan bunga ungu yang penuh dengan fotonya--yang sangat-sangat lucu, kuakui-- (A/N: AUTHORESS JUGA NGAKUU! ITU YANG DIFOTONYA IMUTTT SEMUAAAA hahaha) dan...melamarku, aku yang hanya seorang Chu Ga Eul, Chu Ga Eul yang seorang gadis Korea biasa dan dari keluarga biasa yang pernah bekerja paruh waktu di sebuah toko bubur dan sekarang bekerja disebuah taman kanak-kanak sebagai seorang guru. Apakah ini mimpi?

"Apakah ini mimpi?" kataku. Memang, aku belum benar benar yakin kalau ini semua adalah kenyataan.

"Hahaha perlukah aku melakukan sesuatu untuk membuatmu sadar?" Dia tertawa. Tertawa menertawakan kekakuan, kepolosan dan kebodohanku. Tapi aku suka caranya menertawaiku, entah kenapa.

"Hm? Mungkin."

"Okay. I'll prove that all real, very real and exactly not a dream."

Dia berdiri dari tempat duduknya dan berjalan mendekatiku.

"Terima ini," katanya sambil menyodorkan rangkaian bunga ungu dan fotonya itu padaku. Mau tak mau aku menerimanya. Aku akan ikut pada rencananya.

"Ga Eul yang, inilah kenyataan."

Semakin dekat, dekat, aku menutup mataku, dan dia menciumku.

Inilah So Yi Jeong. Bukan Yi Jeong sang 'Five-Seconds-Killer Cassanova', tapi So Yi Jeong yang tanpa topeng 'Cassanova'nya itu. Aku dapat merasakannya. Aku dapat merasakan ketulusannya, cintanya, dan juga usahannya untuk menyadarkanku, untuk membuatku percaya kalau semua ini bukanlah sebuah mimpi.

Dan sekarang, aku percaya. Aku percaya ini semua bukan mimpi. Inilah kenyataan. Walaupun kenyataan kadang memang tak bisa dipercaya, tapi yah, aku ulangi, inilah kenyataan.

"Sudah percaya, Ga Eul yang? Atau belum?" Dia menyunggingkan senyum nakal kepadaku, dalam arti dia-merencanakan-sesuatu-jika-aku-belum-percaya.

"Kalau belum, memang apa yang akan kau lakukan, So Yi Jeong?" Kataku sambil tersenyum menantang.

"Emm mungkin aku akan membawamu kedepan Jun Pyo, Jan Di, Woo Bin dan Ji Hoo dan aku akan menciummu didepan mereka sampai kau percaya."

"Kau tak akan bisa memaksaku untuk pergi kehadapan mereka, So Yi Jeong."

"Benarkah?"

Dia tersenyum. Senyum nakal. Dan aku tahu jika seseorang telah menyunggingkan senyum nakal, berarti dia pasti sedang merencanakan sebuah rencana konyol--cenderung gila, malah--. Ah biarkan saja.

"Tentu, weee!" Aku mengejeknya sambil tersenyum.

"Baiklah. Jika aku tak bisa memaksamu dengan kata-kata, aku akan melaksanakan rencana B."

"Rencana ap--."

Dia menggendongku dengan seketika, aku tak bisa berbuat apa-apa jika begini.

"SO YI JEOOOOONG! TURUNKAN AKU SEKARANG JUGA!" Aku berteriak sambil memukul-mukulkan rangkaian-bunga-ungu yang diberikannya di kepalanya.

"Hey hey, sakit tahu! Kau percaya atau tidak? Kalau tidak, aku tak akan menurunkanmu sampai kita berada di hadapan mereka." Dia tersenyum lagi. Tersenyum nakal lagi, tepatnya.

"Baik baik! Aku percayaa! Sekarang cepat kau turunkan aku!"

Akhirnya dia menurunkanku. Aku berdiri dengan sempurna. Lalu aku melihat rangkaian bunga tersebut. Satu fotonya hilang. Aku berbalik dan menemukan dua lembar foto itu di tanah, dan aku berjalan untuk mengambilnya, terlalu sayang untuk dibuang.

Aku mengambil foto itu dan menancapkannya kembali pada tempatnya.

"Ga Eul yang?" Dia memanggilku. Dan aku berbalik.

"We?"

Dia mendekat. Berjalan mendekatiku.

"Kenapa kau memungut foto-foto itu? Terlalu imut dan ganteng untuk dibuang ya? Hahaha." Ya. Kutahu, Yi Jeong memang narsis. Ehm, tapi itu kenyataan, sebenarnya.

"Bodoh."

"Ga Eul yang, dengarkan ini baik baik. Sekarang aku serius, kau mengerti?"

Aku mengangguk. Hal bodoh macam apa lagi yang direncanakan makhluk ini, eh?

Dia mengambil sebuah kotak dari sakunya, lalu berlutut didepanku dan membuka kotak itu. Isinya...cincin. Oh Tuhan, kuatkanlah aku, jangan sampai aku pingsan disini.

"Chu Ga Eul, maukah kau menikah dengan si brengsek So Yi Jeong ini?"

(Gak muat, lanjut di atas)

No comments:

Post a Comment