10.6.09

Fanfiction (Part 4)

Lanjuutss!

CHAPTER 6 : (UNTITLED)

"Ed, kau suka dia ya?" Kata Lucy tiba tiba saat Edmund sedang berjalan menuju kamarnya. "Siapa?" Kata Edmund.

"Dia."

"Ya siapa? Banyak sekali 'dia' disini."

"Baiklah baiklah! Yang kumaksud adalah si Lady berambut merah kita itu," kata Lucy sambil menatap lekat kakaknya itu. "Hmm, menurutmu?" Kata Edmund, "yaa menurutku, kau suka padanya," kata Lucy bersemangat. "Yasudah," kata Edmund cuek.

"Yasudah bagaimana?"

"Yasudah."

"Ayolah Ed, serius sedikit," kata Lucy berharap. "Aku serius, Lu," kata Edmund. "Jadi?" Kata Lucy penasaran. "Yaa, baiklah, aku mengalah padamu. Oke, aku suka padanya. Memangnya ada apa?" Kata Edmund. "Tidak, tidak apa apa kok. Lain kali, kau bisa cerita padaku, Ed," kata Lucy sambil tersenyum, lalu pergi.

****

"Cinta itu aneh ya?" Ucap Demy, entah ditujukan kepada siapa, karena dia sedang sendiri diruangan itu, duduk manis sambil menatap perapian. "Tentu, Dems," kata sebuah suara, suara itu lembut, manis dan keibuan. Demy berdiri dari kursinya, dan berputar mencari suara itu. "Susan," kata Demy. "Maaf aku kesini tanpa permisi, aku hanya ingin mengobrol denganmu," kata Susan sambil mendekati Demy. "Oh, tak apa," kata Demy. "Duduk, Dems. Oh ya, dengan ucapanmu tadi, sebenarnya tak perlu ada lagi yang kutanyakan atau kubicarakan denganmu. Tapi, sedikit bincang bicang tak masalah kan?" Kata Susan sambil duduk di sofa didepan Demy. "Memang sebenarnya apa yang mau kau tanyakan?" Tanya Demy penasaran. "Aku sering melihatmu merenung sendirian, sering melihatmu berfikir mati matian, sering melihatmu melewatkan waktu makan, dan aku melihat kau jadi pendiam. Dan, tentu aku khawatir karena itu. Namun, sekarang aku telah mengerti dan mengetahui jawabannya," kata Susan menjelaskan. "Maksudmu?" Ujar Demy dengan nada bingung. "Kau pasti sedang jatuh cinta kan?" Kata Susan menebak. "Err, darimana kau tahu?" Kata Demy gugup. "Sudahlah Dems, cerita saja padaku, jangan malu malu, anggap saja aku kakakmu," kata Susan. "Sue, kadang, aku berfikir, apa iya aku akan mendapatkan cintanya?" Kata Demy langsung pada inti permasalahan, "dan jujur, aku tak pernah yakin aku bisa mendapatkan cintanya," kata Demy melanjutkan. " Kalau aku mengingat ingat dia, sedih, marah, kecewa, senang, kesal, semua menjadi satu di otak dan hatiku. Kalau aku ingat dia, aku bisa menangis, entah kenapa, aku juga tak tahu," ujar Demy, dan ia mulai menangis. "Rasanya, aku ingin sekali merelakannya pergi dari hatiku, karena aku tahu, aku bukan orang yang pantas baginya, dia dihormati, sedangkan aku?" Tanya Demy lebih kepada dirinya sendiri. "Tapi bagaimana aku bisa merelakannya, kalau melupakannya saja susah? Kadang,aku heran, kenapa cinta itu diciptakan? Kata orang, cinta itu indah, membuat hati berbunga bunga, tapi jika masalahnya seperti masalahku? Dia yang terlalu sempurna untukku? Dia yang harusnya mendapatkan cinta dari orang orang yang sederajat dengannya? Cinta hanya membuat sakit, dan membuat aku berfikir 'coba saja, aku tidak pernah jatuh cinta padanya'," ucap Demy.

"Sudah, jangan menangis, aku mengerti maksudmu, Dems, jangan putus asa seperti itu. Dan oh! Siapa bilang dia tidak menyukaimu?" Kata Susan menenangkan Demy. Tapi sebelum Demy berbicara lagi, Susan berbicara, "oh ya ampun, aku kan sudah janji dengan Lucy mau mengajaknya mencari berang berang! Aku pergi dulu ya, jangan menangis lagi, okay? Hapus air matamu," dan Susan pergi meninggalkan ruangan itu.

"Siapa bilang dia tidak menyukaimu?" Gumam Demy menirukan kata kata Susan yang masih tak dimengerti olehnya. Dia bangkit dari duduknya, mengelap sisa sisa air matanya, dan berjalan keluar ruangan itu menuju kamarnya.

****

"Bagaimana?" Tanya Peter pada Susan. "Kenapa kau bertanya padaku? Padahal kau kan mendengar percakapan kami tadi," kata Susan. "Yah, aku hanya ingin meminta pendapatmu saja," kata Peter. Susan menghela nafas, lalu pergi meninggalkan Peter.


CHAPTER 7 : Undangan dari Archendland


"Pete, tadi ada undangan dari Raja Lune," kata Edmund. "Undangan apa? Ada acara apa memang di Archendland?" Tanya Peter. "Hmm, sepertinya 3 minggu lagi ada sebuah Festival disana, entah apa namanya. Dan kata si penyampai pesan, setiap tamu undangan, harus membawa pasangan," kata Edmund. "Susan dan Lucy kan?" Tanya Peter, "mungkin, tapi aku mempertimbangkan yang lain."

****

"Kau dengar, Lu? Pete dan Ed diundang ke acara Festival entah apa namanya di Archendland. Dan mereka diharuskan membawa pasangan," kata Susan. "Ya, tapi aku tak mau ikut," kata Lucy riang. "Wah, lalu bagaimana?" Kata Susan. "Bagaimana apanya?" Tanya Lucy bingung. "Mereka diharuskan membawa pasangan, Lu. Jika bukan kita si--," Susan tidak menyelesaikan kalimatnya, lalu dia tersenyum. "Oh, aku mengerti maksudmu, Lu."

****

"Aku tidak mau, aku mau mencari musang musang yang bisa berbicara, dan Lucy juga ikut bersamaku," kata Susan saat Peter memintanya ikut ke Festival di Archendland. "Ayolah Sue, siapa lagi yang bisa kujadikan pa--," kata kata Peter langsung dipotong oleh Susan, "apakah kau melupakan dia begitu saja, Pete?" Tanya Susan serius, "tapi, apakah di--."

"Pasti."

"Kau yakin?"

"Sangat."

"Bagaimana kalau ternyata dia tidak mau?" Tanya Peter, "aku yang akan menggantikannya, tapi kau harus mencobanya dulu," kata Susan. "Baiklah baiklah," kata Peter akhirnya mengalah.


ga muat lagi aztaga ckck. Lanjut diatass!

No comments:

Post a Comment